Selain itu, penyebab lain dari munculnya Sastra indie ini adalah:
1. Akses ke penerbit susah, karena penulis tinggal di daerah.
2. Karyanya sebagian besar ditulis dalam bahasa daerah.
3. Penulisnya memang tidak berkeinginan membawa karyanya ke penerbit.
4. Tidak ingin karyanya diedit oleh editor (weleh... ).
Sebenarnya karya-karya dari para penulis ini tidak kalah dengan penulis yang telah menerbitkan bukunya secara nasional. Walaupun ada juga yang kualitasnya terbilang kurang, namun beberapa orang benar-benar punya kemampuan menulis yang baik. Lagipula, buku-buku Sastra yang diterbitkan secara nasional sudah diedit oleh editor profesional sehingga materinya lebih berkualitas dan sesuai dengan kondisi pasar. Contohnya, Dean Joe Kalalo telah menerbitkan beberapa buku kumpulan puisi, kumpulan cerpen, dan yang paling terakhir sebuah novel berjudul "Sargasso".
Para penulis ini adalah mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Sam Ratulangi Manado. Sayang juga, karena baik pihak Fakultas maupun Universitas tidak menunjukkan minat untuk mendukung, atau setidaknya membantu penerbitan buku mereka. Padahal, institusi seperti Koninklijk Instituut voor Taal-, Land-en Volkenkunde (KITLV) dari Belanda pun pernah datang ke Manado untuk mencari buku-buku dari para penulis ini dan membawanya untuk dijadikan bahan referensi untuk kajian Sastra dan Budaya.
Akhirnya, dengan usaha sendiri, muncullah buku-buku Sastra yang dibuat sesuka hati dengan cover yang kadang-kadang lucu dan nama penerbit aneh-aneh yang dikarang sendiri. Malah dengan sedikit mujizat, buku-buku itu bisa nongkrong di rak toko buku Gramedia dan memecahkan rekor sebagai buku dengan harga termurah yang pernah dijual Gramedia hahaha...
Ada banyak buku Sastra Indie yg beredar tapi aku hanya berhasil mendapatkan beberapa judul saja. Ini dia sebagian dari buku-buku itu.
(Tulisan Lengkap di: http://witho-sang-pembual.blogspot.com/2009/07/sastra-manado-minahasa-nanusa-mawale_24.html )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar