Tabea Waya e Karapi!

Sastra for Minahasa Masa Depan!

Mengapa sastra (baca: tulisan)?

Sebab tulisan adalah bentuk kasat mata dari bahasa yang adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasa atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan bicaranya atau orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat.


Kemudian: Mengapa pake Bahasa Manado? No kong kyapa dang?

Karena tak ada lagi bahasa lain yang menjadi 'lingua franca" di se-enteru Minahasa hari ini selain bahasa yang dulunya torang kenal juga sebagai "Melayu Manado".

Yang terutama adalah bahwa lewat sastra kita dapat kembali menjabarkan “Kebudayaan Minahasa” hari ini. Dengan menulis kita dapat kembali meluruskan benang kusut sejarah Bangsa Minahasa. Lalu, lewat tulisan, kita menggapai keabadian, io toh?



Tulisan Paling Baru

ini tong pe posting terbaru.

Puisi-Puisi Chandra Dengah Rooroh: "Tonsea I - III"

Tonsea I

Gunung klabat
Pante batu nona
Terminal airmadidi
Pancurang tumatenden

Bangga noh qta
Lahir di tanah kaya
Banya budaya
Lengkap pariwisata

Jangang Cuma lia- lia
Datang kamari kong haga

Paling Cuma satu yang ngana mo inga,
Captikus tumaluntung, tola- tola ular sawah



Tonsea II

So ini noh tu hebat
orang- orang nda kalah kuat
dari rektor sampe tukang mabo
samua lahir disini

orang torang bukang panjaha
Cuma mo suka lebe dapa lia
Biar so abis doi
Tetap bagaya aksi

Ngoni suka tau
Kyapa torang bagitu??
Lantaran torang ada moto,
“biar kalah nasi, yang penting nda kalah aksi




Tonsea III

Laeng basiul…
Laeng ba kokuk…
Qta tatawa…
Mar dia nyanda farek…

Bajalang beking diri
Pake baju blung klar manjae
Apalagi tu calana
Rupa so nda ada tu kil

Bukang main cewe tonsea
Gaga- gaga mar nimbole ja gara
rasa tu muka sama deng balanga

0 komentar: