(lebe gaya dari ikang fawzy
lebe gaga dari ikan coelacanth)
/1/
Tasopu di pante jengki
Balanga yang ikang da bawa lari
Waktu dia dong mo goreng
Ajuz sanang skali
Dia inga deng ni balanga
Ungke deng uti yang basuarsuar di pasar
Boleh mo tatawa lantarang bole mo makang
Mar ikang nya ada
So lari ulang ka laut
/2/
Biar talinga pongo
Deng pongo-pongo panta tabuka
Tu ungke pancari ikang barado senar di atas parao
Nya lama le tu ikang ta maso box es
Pas parao basandar di pante
uti-uti kacili ba babantu angka ikang
“Ini ambe uti,” ungke kase satu ekor ikang basar
uti kacili tatawa
Mar ikang nya tatawa
/3/
Bobow pidis
Hele mata baaer idong baingus
Mama da bumasa di blakang
Dapa dengar mama bilang
Waktu bagoreng ikang
“Ini manado, mo lari kamana ngana,
Di balanga nga pe tampa.”
Ikang tabadiang
Babadiang mar bagidi-gidi mo lia
Pidis bekeng mandi suar
/4/
Abis makang
Roko seken deng tole
“Manado nya cuma kopi deng cingkeh, sob.
banya yang nga musti lia,” kita basuara
Tu roko tole seken
“Huh, bobow ikang nga pe mulu,” tole protes
/5/
abis minum cap tikus deng tole
pulang-pulang mabo
pas maso pintu
“Makang ni balanga,” ajus bataria.
Ajus lempar balanga pa tape kapala
Balanga jadi rupa capeo
Ikang di puru tatawa
“no nga pikir jo tu makang,” ikang baterek.
Cuki dang!
Tabea Waya e Karapi!
Sastra for Minahasa Masa Depan!
Mengapa sastra (baca: tulisan)?
Sebab tulisan adalah bentuk kasat mata dari bahasa yang adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasa atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan bicaranya atau orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat.
Kemudian: Mengapa pake Bahasa Manado? No kong kyapa dang?
Karena tak ada lagi bahasa lain yang menjadi 'lingua franca" di se-enteru Minahasa hari ini selain bahasa yang dulunya torang kenal juga sebagai "Melayu Manado".
Yang terutama adalah bahwa lewat sastra kita dapat kembali menjabarkan “Kebudayaan Minahasa” hari ini. Dengan menulis kita dapat kembali meluruskan benang kusut sejarah Bangsa Minahasa. Lalu, lewat tulisan, kita menggapai keabadian, io toh?
Mengapa sastra (baca: tulisan)?
Sebab tulisan adalah bentuk kasat mata dari bahasa yang adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasa atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan bicaranya atau orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat.
Kemudian: Mengapa pake Bahasa Manado? No kong kyapa dang?
Karena tak ada lagi bahasa lain yang menjadi 'lingua franca" di se-enteru Minahasa hari ini selain bahasa yang dulunya torang kenal juga sebagai "Melayu Manado".
Yang terutama adalah bahwa lewat sastra kita dapat kembali menjabarkan “Kebudayaan Minahasa” hari ini. Dengan menulis kita dapat kembali meluruskan benang kusut sejarah Bangsa Minahasa. Lalu, lewat tulisan, kita menggapai keabadian, io toh?
Tulisan Paling Baru
ini tong pe posting terbaru.
Puisi Logonk: "Ikang-Ikang"
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar