...balasan tuk puisi Green: Kami Kalah (Tapi Belum Mati)
Agama kita tak lagi membebaskan
Politik kita semakin rakus dan narsis
Ekonomi kita hanya memiskinkan
Komunitas kita semakin pragmatis
Namun budaya kita belum kalah
Memanggil kembali ke asal pijakan kaki
Berziarah mencari ilham dari leluhur
Berdialog dengan kekinian kita
Tanah kita masih mendetakkan kehidupan
Gunung lokon, soputan dan kalabat
Masih kuat menopang langit
Tanah kita masih subur memberi hidup
Manguni kita masih tajam menatap
Tapi suaranya semakin jauh terdengar
Fanatisme beragama dan kerakusan
Mesin-mesin hasrat milik para kapitalis
Mengusir dia dari kehidupan tou Minahasa
Tapi, kami kaum muda Minahasa
Yang telah bersumpah tuk tanah ini
Yang dilahirkan dari para perempuan tangguh
Kami, sudah bangkit untuk melawan!!!
Bukit Inspirasi, 13 Desember 2009
Tabea Waya e Karapi!
Sastra for Minahasa Masa Depan!
Mengapa sastra (baca: tulisan)?
Sebab tulisan adalah bentuk kasat mata dari bahasa yang adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasa atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan bicaranya atau orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat.
Kemudian: Mengapa pake Bahasa Manado? No kong kyapa dang?
Karena tak ada lagi bahasa lain yang menjadi 'lingua franca" di se-enteru Minahasa hari ini selain bahasa yang dulunya torang kenal juga sebagai "Melayu Manado".
Yang terutama adalah bahwa lewat sastra kita dapat kembali menjabarkan “Kebudayaan Minahasa” hari ini. Dengan menulis kita dapat kembali meluruskan benang kusut sejarah Bangsa Minahasa. Lalu, lewat tulisan, kita menggapai keabadian, io toh?
Mengapa sastra (baca: tulisan)?
Sebab tulisan adalah bentuk kasat mata dari bahasa yang adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasa atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan bicaranya atau orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat.
Kemudian: Mengapa pake Bahasa Manado? No kong kyapa dang?
Karena tak ada lagi bahasa lain yang menjadi 'lingua franca" di se-enteru Minahasa hari ini selain bahasa yang dulunya torang kenal juga sebagai "Melayu Manado".
Yang terutama adalah bahwa lewat sastra kita dapat kembali menjabarkan “Kebudayaan Minahasa” hari ini. Dengan menulis kita dapat kembali meluruskan benang kusut sejarah Bangsa Minahasa. Lalu, lewat tulisan, kita menggapai keabadian, io toh?
Tulisan Paling Baru
ini tong pe posting terbaru.
Puisi Denni Pinontoan: "Kami Sudah Bangkit!!!".
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar