Surabaya oh Surabaya Oh Surabaya
Bukang torang pe kota mar torang tetap cinta
KArena sama-sama Nusantara
Surabaya di taong ampa lima
Torang berjuang bataruh nyawa
Bukang cuma arek-arek Surabaya
Mar juga Tou Kawanua
Ngoni nyanda percaya?
Pernah ngoni dengar si "Opo" Sulut Hein Worang?
PErnah ngoni dengar Joop Warouw deng Juus Somba dedengkot PERMESTA?
Deng sederet tu nama-nama laeng mulai dari GErungan, Tilaar, Siwi, Luntungan, Moningka, Waworuntu, Wuysan, Tampi, Regar, Mumu yang dapa sayang sekali Tou Kawanua hampir nyanda kanal samua
PRISAI deng PRI Barisan Istimewa
So itu dorang pe kesatuan pe nama
Satu peleton lengkap deng samua senjata
Baku abis deng orang-orang Inggris deng India
Bataru nyawa
For Indonesia
Mar sapa ada beking sampe Tou Kawanua apalgi orang Indonesia jadi lupa
Pa dorang samua?
Sekali lagi ya tamang-tamang tou Kawanua
Bangun Minahasa
Bangun Sulawesi Utara
Bangun Indonesia
Bangun Dunia
Jangan sampe ngoni lagi-lagi lupa
Perjuangan dari Tou Minahasa
Tabea Waya e Karapi!
Sastra for Minahasa Masa Depan!
Mengapa sastra (baca: tulisan)?
Sebab tulisan adalah bentuk kasat mata dari bahasa yang adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasa atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan bicaranya atau orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat.
Kemudian: Mengapa pake Bahasa Manado? No kong kyapa dang?
Karena tak ada lagi bahasa lain yang menjadi 'lingua franca" di se-enteru Minahasa hari ini selain bahasa yang dulunya torang kenal juga sebagai "Melayu Manado".
Yang terutama adalah bahwa lewat sastra kita dapat kembali menjabarkan “Kebudayaan Minahasa” hari ini. Dengan menulis kita dapat kembali meluruskan benang kusut sejarah Bangsa Minahasa. Lalu, lewat tulisan, kita menggapai keabadian, io toh?
Mengapa sastra (baca: tulisan)?
Sebab tulisan adalah bentuk kasat mata dari bahasa yang adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasa atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan bicaranya atau orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat.
Kemudian: Mengapa pake Bahasa Manado? No kong kyapa dang?
Karena tak ada lagi bahasa lain yang menjadi 'lingua franca" di se-enteru Minahasa hari ini selain bahasa yang dulunya torang kenal juga sebagai "Melayu Manado".
Yang terutama adalah bahwa lewat sastra kita dapat kembali menjabarkan “Kebudayaan Minahasa” hari ini. Dengan menulis kita dapat kembali meluruskan benang kusut sejarah Bangsa Minahasa. Lalu, lewat tulisan, kita menggapai keabadian, io toh?
Tulisan Paling Baru
ini tong pe posting terbaru.
Puisi Reza Inkiriwang: "Surabaya oh Surabaya di taong 1945, tampa Bani Toar Lumimuut bergelora".
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar