Tabea Waya e Karapi!

Sastra for Minahasa Masa Depan!

Mengapa sastra (baca: tulisan)?

Sebab tulisan adalah bentuk kasat mata dari bahasa yang adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasa atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan bicaranya atau orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat.


Kemudian: Mengapa pake Bahasa Manado? No kong kyapa dang?

Karena tak ada lagi bahasa lain yang menjadi 'lingua franca" di se-enteru Minahasa hari ini selain bahasa yang dulunya torang kenal juga sebagai "Melayu Manado".

Yang terutama adalah bahwa lewat sastra kita dapat kembali menjabarkan “Kebudayaan Minahasa” hari ini. Dengan menulis kita dapat kembali meluruskan benang kusut sejarah Bangsa Minahasa. Lalu, lewat tulisan, kita menggapai keabadian, io toh?



Tulisan Paling Baru

ini tong pe posting terbaru.

Puisi Altje Wantania: "Mari JABAT TANGAN !".

Selamat malam Sobat.
Desember kini datang lagi,
orang-orangpun
asyik berbasi-basi
mengatasnamakan kasih .
Kini,
pesta-pesta digelar setiap hari,hampir sepanjang hari.
Di atas nampan emas,
cinta dan kasih
imitasipun disajikan untuk setiap lidah yang lapar.

Ya,desember datang lagi.
Orang-orangpun ramai
berandai-andai
menjadi pembawa damai.
Untuk sementara cacimaki disimpan dulu,
untuk sementara,
sumpah serapah dipendam dulu,
pasang senyum semanis mungkin,
pasang wajah seramah
mungkin,
damai di bumi
damai di bumi.

Yaaah, desember datang lagi,
tuhan lahir lagi
tuhan datang lagi
orang-orangpun ramai-ramai membawa komisi
buat tuhannya.
Persepuluhan yang bukan sepersepuluh dari hasil korupsi
sudah mampu melahirkan dewadewa.

Yah !
Desember datang lagi,
atas nama kasih,
segenap indera dilumpuhkan sejenak,
agar kepalsuan tak nampak,tak terdengar dan tak terasa !

Damai di bumi
damai di bumi
jabat tanganku,
peluk aku
cium aku
!





Jauh disana,
Tuhan menangis




-Tondano,6 Desember 2009.

0 komentar: